Enter your keyword

[en]Microbiology Student Class of 2012 with Achievements outside 'Microbiological' Field[/en][id]Mahasiswa Mikrobiologi ITB 2012 yang Berprestasi di luar Bidang ‘Mikrobiologi’[/id]

[en]Microbiology Student Class of 2012 with Achievements outside 'Microbiological' Field[/en][id]Mahasiswa Mikrobiologi ITB 2012 yang Berprestasi di luar Bidang ‘Mikrobiologi’[/id]

[en]

Written by: Ratna Eka P.
Translated by: Nathanael S.

All this time, microbiology students are always related to academic focus only. Various expressions such as “study oriented” are familiar to the microbiology study program students. This made people believe that a microbiology student can only do experiments, make journals, reports, and laboratory activities. Nevertheless, some of the microbiology students that will be described here are capable to score achievements other than in microbiological field.

The first is an ITB microbiology student class 2012 named Ahmad Munjin or familiarly called Munjin. Munjin is from Kediri, East Java and was born on March 7th 1994. Munjin has succeeded to score an achievement in December 2013 on Pertamina National Science Olympiad university level as the 1st winner for West Java Region and he also scored as “Honorable Mention” on ON-MIPA university level for biology in May 2014.[/en][id]

Ditulis oleh: Ratna Eka P.

Selama ini, menjadi mahasiswa di jurusan Mikrobiologi ITB selalu dikaitkan dengan mahasiswa yang fokusnya hanya di bidang akademik saja. Berbagai ungkapan seperti kumpulan mahasiswa yang “Study Oriented” juga sering disematkan oleh orang-orang kepada para mahasiswa program studi Mikrobiologi. Hal ini menimbulkan anggapan bahwa menjadi seorang mahasiswa mikrobiologi maka hidupnya hanya akan berkutat pada hal-hal yang berbau eksperimen, jurnal, laporan dan praktikum. Tapi tahukah  bahwa beberapa profil mahasiswa mikrobiologi yang akan saya deskrripsikan dibawah ini adalah orang-orang yang mampu berprestasi dan berkripah di luar dunia ke-mikrobiologi-an ?

Pertama, adalah seorang mahasiswa Mikrobiologi ITB angkatan 2012 yang bernama Ahmad Munjin atau yang biasa akrab disapa Munjin. Munjin berasal dari Kediri, Jawa Timur dan dilahirkan pada tanggal 7 Maret 1994. Munjin telah berhasil menorehkan prestasi yang membanggakan di bulan Desember 2013 lalu pada ajang Olimpiade Sains Nasional-Pertamina Tingkat Perguruan Tinggi sebagai Juara 1 tingkat Regional Jawa Barat dalam bidang Biologi dan juga sebagai “Honorable Mention” pada ON-MIPA Perguruan Tinggi kategori Biologi pada Bulan Mei 2014 lalu.[/id]

mapres munjin-4mapres munjin-3[en]He mentioned that his motivation to participate in such competitions has been set in himself. He likes biology since junior high school and senior high school. He said that even though he is now studying microbiology, a “micro” part of biology, it doesn’t mean he doesn’t understand about animals and plants. Besides, because of his friend’s invitation he finally decided to participate in such competitions.

The question is, how could he manage the time between his study for the academic and for the competitions? He said that during the class and laboratory activities he also studied about microbiology for the competitions and he learned about biology during his free time.

Besides studying, Munjin is also active in the students association. While participating in Pertamina National Science Olympiad, he also took position as the leader of SITH ITB’s graduation committee in 2013. While participating in ON-MIPA, he also took position as field coordinator in SITH orientation program. He said that his time for having fun became less, but “if we want something, we have to be brave enough to sacrifice something”. He also said that everything is basically exist in us, “as long as there is a will, there is a way”.

Munjin said that he gained a lot of benefits while participating in those competitions. He could become acquainted with a lot of people and knowing the stories from many regions. He really likes participating in a competitions and if there is another chance he will obviously participate. In the end, he said that “university is the last formal education stage. Beside of searching for knowledge, use it well to search for friends and experiences as people said experience is the best teacher. Don’t regret because of missing these moments”.[/en][id]

Melalui wawancara, Munjin mengakui bahwa motivasi dirinya untuk mengikuti ajang perlombaan tersebut memang sudah tertanam di dalam dirinya. Semenjak SMP dan SMA, ia telah menyukai berbagai macam ilmu hayati. Dia mengatakan bahwa meskipun sekarang dirinya kuliah di bidang mikrobiologi yang hanya mencakup bagian “mikro” dari ilmu biologi, bukan berarti bahwa ia tidak mengerti tentang ilmu biologi secara keseluruhan termasuk yang mencakup hewan dan tumbuhan. Selain itu akibat ajakan seorang temannya, ia pun akhirnya mau mengikuti berbagai macam lomba tersebut.

Lantas, bagaimana cara Munjin untuk membagi waktu antara belajar untuk mengikuti lomba dengan kegiatan kuliahnya sehari-hari ? Ia mengaku bahwa saat kuliah dan mengikuti praktikum sekaligus saat membuat jurnal ia juga turut belajar tentang materi mikrobiologi yang dilombakan sedangkan untuk materi biologi, dia mengaku hanya menyempatkan sela-sela waktu kosong di luar kuliah yang dia miliki untuk membaca berbagai literatur.

Selain belajar, Munjin juga tetap aktif di kegiatan himpunan. Saat mengikuti OSN-Pertamina, dia juga menjabat sebagai Ketua Wisuda Oktober KM-SITH 2013. Ketika belajar untuk mengikuti ON-MIPA di bulan Mei 2014, dia juga menjadi koordinator lapangan di PPAB SITH-Sains 2014. Dia mengakui memang waktu bersenang-senang diluar kegiatan perkuliahan tentu saja berkurang, tapi “Kalau kita ingin sesuatu, maka kita juga harus berani mengorbankan sesuatu pula”, ungkapnya. Dia juga berkata bahwa segala sesuatu itu dasarnya ada pada diri kita sendiri “Selama kita mau, pasti ada jalan”, katanya.

Munjin juga mengakui bahwa ia mendapat berbagai manfaat ketika mengikuti berbagai perlombaan. Dia bisa berkenalan dengan banyak orang dan juga bisa mengetahui cerita dari masing-masing daerah. Dia sangat suka berkompetisi dan jika ada kesempatan, tentu dia ingin ikut berbagai perlombaan lagi. Di akhir wawancara. dia berpesan, “Masa kuliah ini adalah jenjang pendidikan formal terakhir. Selain cari ilmu. manfaatkan sebaik-baiknya untuk mencari kawan dan pengalaman sebab sesuai kata orang, pengalaman adalah guru yang paling baik. Jangan sampai menyesal nanti-nanti karena melewatkan momen ini”.[/id]

No Comments

Post a Comment

Your email address will not be published.

X