Enter your keyword

Industri Udang di Indonesia : Pertimbangan dan Potensi Masa Depan

Industri Udang di Indonesia : Pertimbangan dan Potensi Masa Depan

Industri Udang di Indonesia : Pertimbangan dan Potensi Masa Depan

[:en]Indonesia merupakan negara dengan potensi global untuk produksi udang air hangat terbesar di dunia. Mungkin, kalimat ini merupakan salah satu fokus yang berusaha ditekankan oleh Dr. Dean Akiyama dalam kuliah tamu yang diselenggarakan Jumat, 25 November 2016 yang bertajuk “Kultur Udang di Indonesia: Pertimbangan Masa Depan dan Potensi Pekerjaan bagi Mahasiswa”. Telah berada dalam bisnis udang selama sekitar 30 tahun, Dr. Akiyama berbagi wawasan yang ia miliki mengenai industri udang di Indonesia dalam kuliah tamu yang diselenggarakan di Perpustakaan Pusat ITB. Dalam acara yang diselenggarakan dalam kerja sama antara program studi Mikrobiologi dan Rekayasa Hayati SITH ITB, Dr. Akiyama mengajak peserta untuk memasuki dunia industri udang Indonesia, membagi pengetahuan mengenai pertimbangan untuk masa depan dan potensi dari industri tersebut.

Kuliah tamu ini dibuka dengan satu pertanyaan yang sederhana namun menggelitik pikiran dari Dr. Akiyama. “Menurut kalian, apa yang menjadi faktor pembatas utama dalam keberlanjutan industri pertanian udang?”. Para mahasiswa kemudian berlomba untuk menjawab, namun tidak ada satu pun jawaban yang memuaskan Dr. Akiyama. Ahli ini kemudian mengungkap, “faktor pembatas utama adalah profitabilitas petani. Keuntungan petani yang lebih besar berarti pertumbuhan industri yang lebih cepat karena semakin banyak yang berpartisipasi,”. Dr. Akiyama kemudian memaparkan topik lebih dalam, memberikan wawasan mengenai industri udang di Indonesia dan memperkenalkan dasar-dasar industri kultur udang di Indonesia. Dalam waktu 90 menit, Dr. Akiyama menjelaskan pertimbangan-pertimbangan yang harus diingat oleh seorang pengusaha udang. Pertimbangan ini meliputi genetik dan produksi post-larvae, produksi pakan, dan penelitian komersial yang andal. Dalam topik genetik dan produksi post-larvae, Dr. Akiyama berkata bahwa diperlukan standardisasi yang lebih baik dalam rangka mewujudkan konsistensi produksi oleh petani. Mengenai produksi pakan, beliau mengungkap bahwa Indonesia masih tergantung dengan impor bahan mentah, sehingga perlu diformulasikan pakan berbasis bahan mentah lokal. Terakhir, Dr. Akiyama membahas mengenai penelitian komersial yang andal. Dalam bahasan tersebut, beliau menyatakan bahwa kebanyakan penelitian yang dipublikasikan kini keterandalannya rendah secara komersial, karena publikasi diluncurkan dengan sikap “Publish or Perish”. Namun demikian, penelitian komersial yang andal sangat diperlukan untuk meningkatkan efisiensi teknis dan mengurangi biaya produksi. Untuk itulah, terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi sebelum suatu publikasi dapat diterapkan dalam suatu sistem komersial.

Industri kultur udang di Indonesia memang berkembang dengan baik. Di tahun 2015, Indonesia memproduksi sekitar 700.000 MT udang, menempati peringkat ke-2 dunia setelah RRC yang memproduksi sekitar 1.500.000 MT. Dalam hal sumber daya, Indonesia memiliki potensi terbesar untuk menjadi semakin besar, karena keberadaan sumber daya alam berlimpah dan laut yang luas. Harga udang produksi Indonesia juga bersaing secara global – “dengan demikian, terdapat masa depan yang cerah untuk industri kultur udang Indonesia,” Dr. Akiyama kemudian menyatakan. Pada penghujung acara, Dr. Akiyama juga menggiatkan mahasiswa dengan menyimpulkan bahwa terdapat kesempatan tidak terbatas karena industri udang yang terus belajar dan beradaptasi terhadap faktor pembatas baru.

Sumber gambar :
Trobos Aqua. 2014. Dean M Akiyama : Berjodoh Perudangan Tanah Air [online] http://www.trobos.com/detail-berita/2014/07/15/43/4874/dean-m-akiyama–berjodoh-perudangan-tanah-air diakses pada 2 April 2017 pukul 18.18 WIB[:]

No Comments

Post a Comment

Your email address will not be published.

X