Enter your keyword

[:id]Metabolomik : Era Baru dalam Sains[:en]Metabolomics : New Era in Science[:]

[:id]Metabolomik : Era Baru dalam Sains[:en]Metabolomics : New Era in Science[:]

[:id]Metabolomik : Era Baru dalam Sains[:en]Metabolomics : New Era in Science[:]

[:id]

Genomik, transkriptomik, dan proteomik mungkin bukanlah istilah yang asing bagi mahasiswa yang bergelut di bidang sains. Ketiga –omik tersebut merupakan –omik yang umum dijumpai dan menjadi fokus pengembangan manusia dalam beberapa tahun terakhir. Pada kenyataannya, terdapat suatu ranah omik yang kemudian belum banyak dijamah oleh saintis – namun memiliki potensi yang sangat besar. Potensi dalam metabolomik inilah yang kemudian mencoba diperkenalkan oleh Dr. Sastia Prama Putri, dosen Institut Teknologi Bandung yang kesehariannya menetap di Jepang sebagai professor bidang metabolomik di Osaka University. Peraih penghargaan L’Oreal-UNESCO for Women in Science pada tahun 2015 ini hingga kini merupakan peneliti aktif yang banyak bergerak dalam studi aplikasi metabolomik untuk biofuel dan produk pangan asli Indonesia seperti kopi. Dalam dua kesempatan terpisah, (27/1) dan (17/3), Dr. Sasti hadir dalam mata kuliah metabolomik untuk memberikan kuliah tatap muka terkait dua topik metabolomik yaitu “Mass Spectrometry-based Metabolomics as a Powerful Tool for Predicting Complex Biological Phenotypes” dan “Metabolomics: a Powerful Tool for Phenotype Improvement”. Kuliah tersebut dihadiri oleh mahasiswa sarjana program studi Mikrobiologi berserta beberapa mahasiswa program pascasarjana dan doktoral SITH ITB

Dalam kuliah pertamanya, Dr. Sasti menjelaskan mengenai salah satu tools yang sangat penting dalam analisis metabolomik yaitu spektrometri massa. Beliau mengawali kuliah hari itu dengan menjelaskan apa itu metabolomik – suatu ilmu multidisipliner yang berkutat pada metabolit. Salah satu fakta menarik yang kemudian dipaparkan oleh wanita yang juga merupakan alumna program studi Biologi ITB ini adalah bahwa kesulitan utama dalam analisis metabolomik adalah bahwa metabolit merupakan suatu kelompok senyawa dengan diversitas tinggi dengan tiap jenis memiliki sifat berbeda. Kesulitan lainnya adalah bahwa tidak mudah untuk melakukan anotasi metabolit yang sangat beragam tersebut. Dalam kuliah selama dua jam tersebut, Dr. Sasti banyak membahas mengenai dasar-dasar dalam pengerjaan metabolomik – mulai dari alur penelitian metabolomik hingga teknis dalam pengerjaan metabolomik seperti bagaimana metode quenching, spektrometri, dan pengolahan data metabolomik.

Dalam kuliah berikutnya, wanita yang kini aktif dalam laboratorium Fukusaki Osaka University ini lebih banyak menjelaskan sisi aplikatif dari dunia metabolomik. Diakui Dr. Sasti, kini dirinya lebih banyak menggeluti aplikasi mikrobiologi – menggunakan sel mikroorganisme sebagai pabrik untuk menghasilkan produk yang diinginkan. Menurutnya, pemuliaan galur merupakan suatu kunci dalam riset bioteknologi. Yang menarik kemudian adalah metabolomik dapat menjadi suatu pendekatan baru dalam pemuliaan galur yang umumnya lebih banyak menggunakan genomik dan transkriptomik. Metabolomik memiliki kelebihan dibandingkan omik yang lain dalam hal ini, karena ia dapat menjelaskan apa proses yang terjadi dalam sel sehingga kemudian input berupa perlakuan atau substrat yang diberikan dapat mempengaruhi produksi produk. Perkuliahan hari itu diisi dengan penjelasan penelitian mengenai pemuliaan galur yang berbasis metabolomik – mengenai optimasi produksi 1-butanol dengan meningkatkan toleransi sel host terhadap zat tersebut dan produksi 1-butanol dengan host berupa sel fotosintetik cyanobakteria, yang merupakan kedua penelitian dengan melibatkan Dr. Sasti sendiri. Dalam kedua penelitian tersebut, metabolomik digunakan sebagai pendekatan untuk memanipulasi jalur metabolisme agar pemberian substrat dapat diarahkan secara optimal kepada jalur pembentukan produk yang diinginkan.

Dengan diberikannya materi oleh Dr. Sasti – seorang pendidik yang juga aktif dalam penelitian metabolomik – maka diharapkan mahasiswa program studi Mikrobiologi ITB mendapatkan perspektif baru dalam perkembangan ilmu pengetahuan mikrobiologi. Tidak hanya perspektif baru saja, diharapkan pula bahwa mahasiswa lebih memahami bagaimana kemudian penelitian di laboratorium dilaksanakan secara konkret.[:en]

Genomics, transcriptomics, and proteomics aren’t peculiar term for students in science. The three omics are commonly found omics and has been the focus of development by human in recent years. In fact, there is one -omics that hasn’t been touched by many scientists – but having an enormous potential. This potential in metabolomics is the one that Dr. Sastia Prama Putri, lecturer in Institut Teknologi Bandung (lit : Bandung Institute of Technology) who is Japan-based metabobolomics researcher in Osaka University, tried to introduce. This awardee of L’Oreal-UNESCO for Women in Science 2015 currently holds the status of active researcher, with her area of research mainly application of metabolomics for biofuel and Indonesia’s native food products such as coffee. In two separate occasions, (27/1) and (17/3), Dr. Sasti attended Metabolomics class in order to give insights on two topics pertaining to metabolomics, “Mass Spectrometry-based Metabolomics as a Powerful Tool for Predicting Complex Biological Phenotypes” and “Metabolomics: a Powerful Tool for Phenotype Improvement”. The lectures were attended by undergraduate students of Microbiology major and few graduates and doctoral students.

In her first lecture, Dr. Sasti mainly explains about one of important tools in metabolomics analysis, mass spectrometry. She started the lecture by explaining what is metabolomics – a multidisciplinary science which focuses on metabolites. One of the interesting fact disclosed by this alumna of Biology major of ITB (lit: Bandung Institute of Technology) is that one of the difficulty in metabolomics analysis is that metabolite is a group of vastly different compounds. Other difficulty is that annotating diverse metabolites isn’t a simple job. In the span of two hours, Dr. Sasti mainly lays the foundation on metabolomics analysis – started from the steps in metabolomics research until the technical aspect in metabolomics work such as quenching methods, spectrometry, and metabolomics data analysis.

In the next lecture, the woman who’s actively researching in Fukusaski laboratory of Osaka University nowadays mainly explains the application of metabolomics. Confessed by Dr. Sasti, the focus of her research these days is applicative microbiology – using microorganism as a factory to produce desired products. To her, strain improvement is a key in biotechnology research. The interesting part is that metabolomics can be a novel approach in strain improvement, which mainly employs genomics and transcriptomics. Metabolomics has advantage regarding strain improvement, because it can explain the processes in cells that makes input given affects products produced. The second lecture filled with explanation about metabolomics research pertaining to strain improvement – about optimization of 1-butanol production by increasing the tolerance of host cell to 1-butanol and by producing the alternative fuel in photosynthetic host, cyanobacteria. In the two researches participated by Dr. Sasti herself, metabolomics was used as an approach to manipulate metabolomics pathway so that input of substrate could be optimally diverted to desired product formation pathway.

By lectures given by Dr. Sasti – a lecturer who is also an active metabolomics researcher – Microbiology Undergraduate Program intends to give new perspective to its students in the science of microbiology. It is also expected that by the lecture, students could imagine how the research in the laboratory is conducted.[:]

No Comments

Post a Comment

Your email address will not be published.

X