Enter your keyword

[en]Firda Fadhilah : Making Achievements By Creating Chess Board Modification[/en][id]Firda Fadhilah : Berprestasi dengan Membuat Modifikasi Papan Catur[/id]

[en]Firda Fadhilah : Making Achievements By Creating Chess Board Modification[/en][id]Firda Fadhilah : Berprestasi dengan Membuat Modifikasi Papan Catur[/id]

[en]Firda Fadhilah : Making Achievements By Creating Chess Board Modification[/en][id]Firda Fadhilah : Berprestasi dengan Membuat Modifikasi Papan Catur[/id]

[en]

Written by : Ratna Eka P.
Translated by : Nathanael S.

Different from Munjin who had some achievement in the previous article,there is an ITB microbiology student who scored an achievement in field other than microbiology. Her name is Firda Fadhilah. Firda was born on December 7th 1994. She was one of the winners of “Program Kreatifitas Mahasiswa” (PKM) or Creativity Program for University Students in 2014 whose proposal got funding from Dikti.

Firda said that in the beginning she had no intention at all to join the competition. Until one day, her senior ask her to join it. She said, the PKM is not always about research ideas, but also simple ideas such as rain cover, selling chocolates, making a website, up to chess modification. So she decided to join the PKM.

She and her friends’ proposal was an idea about chess modification. This idea arose because they think it is needed a bridge between variety of cultures and the society. The modified chess began with two kingdoms from Indonesian history so that the player can indirectly learn about Indonesian history. The pawns and the rules are also modified according to Indonesian legends and cultures.

The modified chess made by Firda and her team was named “Gunita Kepyak” meaning “Cultural Party” and was included in “Wish and Creation” category in the PKM. The name “Gunita Kepyak” was intentionally chosen so that the player can feel the atmosphere of cultural party when playing it. During the PKM, there were some problems that Firda and her team had to face. Because they were from different study program and different year, the Monitoring and Evaluating stage on June 10th and 11th was a bit obstructed. Nevertheless, they could still manage the time and used free time to share the tasks so everyone could do their part in the team. They also prioritized study over the PKM. “Study is still number one, but PKM is also important”, she said.[/en][id]

Ditulis oleh : Ratna Eka P.

Selain Ahmad Munjin yang berprestasi dalam ulasan artikel sebelumnya, ada juga salah seorang mahasiswi Mikrobiologi ITB angkatan 2012 yang berprestasi di luar bidang “mikrobiologi”. Dia bernama Firda Fadhilah. Firda lahir pada 7 Desember 1994 di Bandung . Firda dan timnya adalah salah satu pemenang ajang Program Kreativitas Mahasiswa atau PKM Tahun 2014 yang proposalnya mendapat pendanaan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi atau Dikti.

Firda mengaku pada awalnya dia tidak terpikirkan sama sekali untuk mengikuti PKM. Sampai pada suatu hari beberapa seniornya mengajak Firda untuk bergabung dan ikut meramaikan PKM. Menurut Firda, PKM ternyata tidak selalu diisi dengan ide-ide yang sifatnya berat seperti penelitian, melainkan dapat pula berupa ide sederhana seperti membuat rain cover, menjual coklat, membuat website hingga modifikasi catur semua ada di PKM. Oleh karena itu akhirnya dia berinisiatif untuk ikut andil dalam PKM.

Proposal PKM yang diajukan Firda dan rekan-rekannya mengambil ide berupa modifikasi permainan catur. Mengapa dipilih ide tersebut untuk diajukan dalam proposal PKM ? Hal ini karena Firda dan teman-temannya beranggapan bahwa dibutuhkan sebuah jembatan antara keragaman budaya dengan masyarakat yang mempelajarinya. Permainan catur yang dimodifikasi oleh Firda dan rekan-rekannya dimulai dengan membuat dua buah kerajaan catur dengan kerajaan yang ada di Indonesia jadi secara tidak langsung para pemainnya bisa mengenal lebih jauh mengenai sejarah kerajaan di Indonesia. Kemudian, pion dan aturan permainannya juga dimodifikasi sesuai legenda dan kebudayaan kerajaan yang ada.

Hasil modifikasi permainan catur yang dibuat oleh Firda dan rekan-rekan ini diberi nama “Gunita Kepyak” yang berarti Pesta Kebudayaan dan termasuk dalam PKM kategori Karsa Cipta. Nama “Gunita Kepyak” ini sengaja dipilih agar para pemainnya bisa merasakan suasana pesta kebudayaan saat memainkannya. Selama pembuatan PKM tersebut, tentu saja terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh Firda dan semua teman satu timnya.  Tim Firda terdiri dari mahasiswa dengan jurusan yang berbeda-beda dan tingkat yang berbeda (2011 dan 2012) sehingga persiapan monitoring dan evaluasi yang telah mereka lalui di tanggal 10 dan 11 Juni 2014 lalu sempat terhambat. Tetapi, mereka tetap mampu mengatur waktu dan menggunakan jadwal yang kosong untuk pembagian tugas sehingga masing-masing anggota tetap bisa mengerjakan bagiannya dalam tim. Mereka juga tetap memprioritaskan kegiatan perkuliahan selain sibuk membuat proposal PKM. “Kuliah tetap nomor satu, tetapi PKM juga yang paling utama”, ungkap Firda.

[/id]

 

mapres firda-3[en] Being asked if they have ever hoped about winning in the PKM, Firda answered that they were happy and enjoyed the PKM and their target was to realize the Gunita Kepyak. They hoped that one day Gunita Kepyak can be played and their proposal was actually pass the selection and they received 7 million rupiah for the funding in several phase. They will use the funding to realize their proposal. The result will then be presented in the Monitoring and Evaluating stage. After that, they have to make a final report that will be submitted on July 31st 2014. If they pass the Monitoring and Evaluating stage and the final report submission, then they will enter the “Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional” (PIMNAS) or the National University Students Scientific Week 2014 in Semarang.

Firda and her team had done the best effort for the PKM and they prayed so that they can pass the further stages. Hopefully they can achieve their dream to realize Gunita Kepyak. Lastly, Firda has some advice for everyone who wants to join the PKM: first, always put in mind that PKM is great and fun and not an “additional burden” for the study. Second, build a strong team work because the team will be our “back-up”. Third, “just do it” or just do whatever your idea is for the PKM. Because there is no bad idea as long as the idea can give benefits for the society. Forth, do not forget parental permission and prayers. There is one quote that Firda believes has brought her to this stage of PKM, “..Surely Allah does not change the condition of a people until they change their own condition..” (13:11). Hopefully, God ease her steps for the later stage of PKM. Amen.

[/en][id]

Ditanya mengenai apakah mereka sebelumnya memang sangat berharap menang atau tidak dalam ajang PKM yang cukup bergengsi, Firda menjawab bahwa mereka dalam satu tim memang senang dan enjoy dalam mengerjakannya dan target utama mereka adalah dapat merealisasikan Gunita Kepyak. Mereka berharap bahwa suatu saat Gunita Kepyak bisa dimainkan dan ternyata proposal mereka lolos seleksi dan mendapat pendanaan sebesar tujuh juta rupiah selama bertahap. Dana yang diberikan dari Dikti tersebut digunakan untuk merealisasikan gagasan yang mereka buat di proposal. Hasil realisasi gagasan dalam proposal PKM yang lolos tahap pendanaan harus dipresentasikan dalam monev. Setelah itu, mereka diharuskan untuk membuat laporan akhir yang harus dikumpulkan di 31 Juli 2014 nanti. Kemudian, jika lolos pada tahap monev dan pengumpulan laporan akhir maka tim mereka akan masuk ke tahap PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional) 2014 di Semarang.

Firda dan teman-temannya tentu sudah mengupayakan yang terbaik dan berdoa agar dapat lolos di seleksi-seleksi selanjutnya. Semoga impian mereka untuk merealisasikan Gunita Kepyak dapat terwujud. Terakhir, Firda mempunyai beberapa kiat-kiat untuk teman-teman yang ingin mengikuti PKM : Pertama, tanamkan bahwa PKM itu seru dan menyenangkan dan bukan sebagai penambah beban kuliah. Kedua, bangun teamwork dengan baik karena teamwork dan teman-teman kita dalam satu tim akan menjadi pemback-up kita di ajang seperti PKM ini. Ketiga, “Just do it” atau lakukanlah dan ajukanlah ide yang kamu punya untuk PKM apapun itu. Karena tidak ada ide yang jelek selama ide itu bisa memberikan manfaat untuk orang banyak. Keempat, jangan lupa minta do’a restu dari orang tua. Ada salah satu quote favorit Firda yang dia yakini bisa membawanya lolos ke PKM ini, yaitu “..Surely Allah does not change the condition of a people until they change their own condition..” (13:11). Semoga Tuhan memudahkan langkah-langkah Firda dan tim PKM-nya di seleksi berikutnya. Amin. [Penulis : Ratna Eka P.]

[/id]

No Comments

Post a Comment

Your email address will not be published.

id_IDIndonesian
X