MIST 2012 : Microbiology Students Class of 2009 to Beijing, China
[en]
Written by : Yovita Astuti Djohan
Microbiology International Study Trip 2012 (MIST 2012) is a comparative study activity or study trip that took two purposes. The first isfor educational purposeand the second is for cultural purpose. This study trip consists of visits to various industrial companies that uses the microbiological methods as the principle of technology in their production processes. There were also visits to universities, scientific institutions or research centers, and other institutions that applyor develop the science of microbiology. For examples, it includes the production of enzymes, food supply, industrial bioprocess, bio-energy industry, environmental issues or bioremediation, and health.
The event was conducted on 2nd -10th March 2012 by Microbiology students from the class of 2009. The places visited during the excursion wereSchool of Life Sciences and Institute of Molecular Medicine, Institute of Microbiology Chinese Academy of Sciences (IMCAS), Beijing Youan Hospital, The Agricultural Museum of China, Beijing Museum of Natural History.
During this visit, the students were expected to learn more about the progress and the application of the science of microbiology. In addition to the visits, cultural exchanges were also implemented through the Indonesian and Chinese traditional art performances such as Balinese Dance, Saman Dance in China. Indonesian cultural performing arts event is an event that featured traditional arts from various parts of Indonesia. The aim of this event is to introduce native Indonesian culture to the Chinese. Target visitors are Indonesian citizens residing in China and Chinese people who are interested in Indonesian culture.
Cita Vania, the Chief Executive of MIST 2012, said thatthrough thatstudy triptheycould compare between the researches development in ITB campus in Indonesia with researches development in China. From the excursion, theyalso came to know that China utilizedscience researches for the development of their country, and that the Chinese government consistently supportsthe researches for the sake of their country. For example,in their universities, there are researches for developingenzymes for food production, panda bear conservation, and silk cocoons as raw material for garments. Then, when the SARS epidemic outbreaks in China, companies in China raise money together to build laboratories and hospitals specialized for dealing SARS disease.
As Indonesian researchers, we also need to develop science in Indonesia. With the abundant and diverse natural resources, together with the governments’ support, Indonesia can surely go far and succeed in building a better living for the citizens. Basically, researchesin Indonesia need to be integrated with the needs of the society.
One of the most memorable thing from MIST 2012 is the fact that China has aGenebank database, and when they were asked whether as research partners the studentsare able to access the data, they said”Sorry,we can’t allow that, because science belongsto the world but scientistsbelong to the country”
This was an evidence of their nationalism in the development of science.
[/en][id]
Ditulis oleh : Yovita Astuti Djohan
Studi Banding Microbiology International Study Trip 2012 (MIST 2012) ini memuat dua misi di dalam pelaksanaanya. Yang pertama adalah misi pendidikan dan yang kedua adalah misi budaya. Kegiatan studi banding ini mencakup kunjungan ke perusahaan-perusahaan yang menggunakan teknik-teknik berbasiskan keilmuan mikrobiologi dalam proses produksi industri produk mereka, dan juga kunjungan ke beberapa universitas, institut dan pusat penelitian, serta tempat lainnya yang mengembangkan ilmu mikrobiologi. Beberapa contoh industri yang berkembang antara lain; produksi enzim, ketersediaan bahan pangan, bioproses, bioenergi, solusi permasalahan lingkungan atau bioremediasi, dan kesehatan.
Ekskursi ini dilaksanakan pada tanggal 2 – 10 Maret 2012 oleh mahasiswa Mikrobiologi angkatan 2009. Tempat-tempat yang dikunjungi selama ekskursi adalah; School of Life Sciences and Institute of Molecular Medicine, Institute of Microbiology Chinese Academy of Sciences (IMCAS), Beijing Youan Hospital, The Agricultural Museum of China, Beijing Museum of Natural History.
Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah agar mahasiswa dapat belajar lebih mengenai aplikasi dari ilmu mikrobiologi. Selain melakukan kunjungan industri, mahasiswa Mikrobiologi juga melakukan pertukaran budaya Indonesia dengan budaya China melalui pementasan seni dari Indonesia seperti Tari Bali, Tari Saman, dan yang lainnya. Pementasan seni ini bertujuan untuk memperkenalkan budaya Indonesia kepada pengunjung yang merupakan orang-orang Indonesia yang berdomisili di Beijing dan penduduk China yang tertarik dengan budaya Indonesia.
Ketua Panitia MIST 2012, Cita Vania, berkata bahwa melalui studi banding ini kami dapat melihat perbedaan perkembangan penelitian antara kampus kami di Indonesia dengan perkembangan penelitian di negara China. Kami menjadi tahu bahwa China sangat menggunakan penelitian sains untuk mengembangkan negaranya. Beberapa contohnya; terdapat universitas-universitas di China yang mengembangkan enzim untuk industri makanan, penelitian mengenai konservasi panda, dan penelitian mengenai pengembangan larva ulat sutra untuk membuat sutra. Kemudian pada saat terjadi wabah penyakit SARS di China, perusahaan-perusahaan di China bekerja sama menggalang dana untuk membangun laboratorium dan rumah sakit khusus untuk menangani penyakit SARS.
Sebagai mahasiswa sains di Indonesia, kita juga harus mengembangkan sains di Indonesia. Apabila sumber daya alam di Indonesia dikembangkan, tentunya dengan dukungan dari pemerintah, tentu saja Indonesia dapat sangat berkembang menjadi negara yang menghidupi rakyatnya dengan lebih sejahtera. Karena pada dasarnya, penelitian-penelitian yang dilakukan di Indonesia perlu terintegrasi dan tepat guna dengan kebutuhan penduduk Indonesia itu sendiri.
Salah satu hal yang paling berkesan dari MIST 2012 adalah fakta bahwa Genebank database di China, yang sewaktu ditanyakan apakah boleh dilihat oleh mitra peneliti dari luar negeri, mereka menjawab, “Maaf, tidak bisa, karena meskipun sains milik semua orang di dunia, namun peneliti kami adalah milik China.”
Terlihat jelas bukti nasionalisme mereka dalam pengembangan sains.
[/id]
No Comments