Enter your keyword

[en]Social Project : I Nyoman Aryantha[/en][id]Pengabdian Masyarakat : I Nyoman Aryantha[/id]

[en]Social Project : I Nyoman Aryantha[/en][id]Pengabdian Masyarakat : I Nyoman Aryantha[/id]

[en]

By : Mandala Ajie
Translation : Yovita Astuti Djohan

[/en][id]

Ditulis oleh : Mandala Ajie

[/id]

nyoman100[en]I Nyoman Aryantha, who is familiarly called Nyoman, is a lecturer in the Department of Microbiology which has spawned various works, both in the fields of science and community service. One of his community service program is the establishment of an area of the built environment in Blora, Central Java. Together with his colleagues in the ITB community service team, Mr. Nyoman did construction in three districts in Blora, namely Randu Blatung, Jepon, and Todaman.

Blora was chosen because the area has abundant natural resources, such as the availability of petroleum reserves as well as a vast teak forests. Despite of that, local people there tend to have a low standard of living. Results from petroleum mining has little impact for the local community. Teak forests also can not be used as a source of livelihood for the forest belongs to the PERHUTANI company and community are forbidden to cut down the teak wood in the area. As a result, the people in the sub-districts depends on agriculture and livestock alone for their living. Due to the lack of well-being of the local communities, local governments Blora asked for help from ITB to develop the potential resources of the area and ITB approved and sent experts from various fields to develop the area, including Mr. Nyoman.

The Community Development Program was implemented  since 2009 and continues until today. Mr. Nyoman, engages in the field of environment, has declared several programs, namely biogas, organic fertilizer, animal feed xylase, mushroom cultivation, and flour Mocaf. Biogas program is being applied in all three districts, which the raw material is obtained from fermented cow dung in a plastic reactor. Furthermore, the biogas produced is passed from house to house to use.

The second program, socialization for the use of organic fertilizers and xylase animal feed, also implemented in all three districts. Organic fertilizers are fertilizers that are produced from organic materials such as leaves and composted livestock manures. This usage is advantagous as organic materials tend to be environmentally friendly and does not cause excessive accumulation of macronutrients in the soil. Xylase is one of animal feed made ​​from fermented grass. There are 2 types of fermenters agent that can be used, namely lactic acid bacteria or fungi (e.g: fungus Trichoderma sp.) in which different fermenter will give different effects. Xylase produced using lactic acid bacteria has a high content of probiotics to increase the immunity of livestock to digest the feed. On the other hand, Xylase feed fermented using yeast will be more easily digested by cattle because most cellulose degraded by enzymatic activity of fungi. The feed also has a higher protein content than regular feed due to the metabolic activity of the fungus.

The third program, mushroom cultivation, is only being implemented in Todanan. The type of mushrooms cultivated in the district is oyster mushrooms grown in bag log. Mushroom cultivation is one of the successful programs which has become an income generator for citizen in Todanan districts. With the introduction of the cultivation of mushrooms, unemployments and youths of the village gained skills and employment. Due to the success of the program, Mr. Nyoman plans to apply similar programs in two other districts Blora on his next visit there.

The last program, the Mocaf flour, is newly socialized only in Jepon district. Mocaf is an acronym of Modified Cassava Flour, which is fermented using lactic acid bacteria. This fermented flour is different compared to tapioca flour, or other flour made ​​from cassava, because the starch content of flour Mocaf is very low, due to the enzymatic activity of lactic acid bacteria. Therefore, Mocaf flour has properties similar to wheat flour. Mocaf flour can then be used to make cakes and other processed products, even bread (although additional 25% of bread flour still required). Just like mushroom cultivation project, the project was successful and Mocaf flour will be disseminated to other sub-districts in Mr. Nyoman next visit.

In the future, Mr. Nyoman stated that he will develop more of projects that have been running successfully and improve the projects that are less successfully applied. Projects such as the cultivation of mushrooms and flour Mocaf will be introduced to other sub-districts because of its success. Biogas project which unfortunately did not run properly, will be upgraded by replacing the plastic reactor into rangga ferrocement. Replacement is done because analysis indicates that the conditions are not too successful due to the difficulty of getting the plastic reactors materials in the area. Therefore, when the reactor has been replaced with a plastic material that can be made ​​by citizens, such as ferrocement, the possibility of project could be run better.

[/en][id]

I Nyoman Aryantha, atau yang akrab disapa Nyoman, adalah salah seorang dosen di prodi mikrobiologi yang telah menelurkan berbagai karya, baik dalam bidang ilmu pengetahuan maupun pengabdian masyarakat. Salah satu program pengabdian masyarakatnya adalah pembentukan suatu lingkungan binaan di daerah Blora, Jawa Tengah. Bersama dengan rekan-rekannya yang tergabung dalam tim pengabdian masyarakat ITB, Pak Nyoman melakukan pembangunan terhadap tiga kecamatan di Blora, yaitu kecamatan Randu Blatung, Jepon, dan Todaman.

Daerah Blora dipilih karena Blora memiliki kekayaan alam yang melimpah, seperti tersedianya cadangan minyak bumi yang cukup banyak serta keberadaan hutan jati, namun masyarakat lokal di sana memiliki taraf hidup yang cenderung rendah. Hasil dari penambangan minyak bumi tidak terlalu berdampak bagi masyarakat lokal. Hutan jati pun tidak dapat dijadikan sumber mata pencaharian karena hutan tersebut adalah milik Perhutani dan masyarakat tidak diizinkan untuk menebang kayu jati di daerah tersebut. Akibatnya, masyarakat di kecamatan-kecamatan yang menjadi objek pengabdian masyarakat rata-rata bergantung kepada hasil pertanian dan ternak saja. Karena kurangnya kesejahteraan dari masyarakat daerah tersebut, pemerintah kabupaten Blora meminta bantuan kepada pihak ITB untuk mengembangkan potensi daerahnya dan pihak ITB menyetujui serta mengirimkan tenaga ahli dari berbagai bidang untuk mengembangkan daerah tersebut. Pak Nyoman adalah salah satu tenaga ahli yang dikirimkan ITB untuk membangun daerah-daerah yang ada.

Program pengabdian masyarakat tersebut telah dilaksanakan dari tahun 2009 dan masih berlanjut hingga sekarang. Pak Nyoman sebagai tenaga ahli yang bergerak di bidang lingkungan hidup mencanangkan beberapa program, yaitu biogas, pupuk organik, pakan ternak xylase, budidaya jamur, dan tepung Mocaf.

Program biogas diaplikasikan di ketiga kecamatan yang ada. Biogas didapat dari kotoran sapi yang difermentasikan dalam reaktor plastik. Selanjutnya, biogas yang dihasilkan dialirkan ke rumah-rumah untuk digunakan.

Untuk program kedua, yaitu sosialisasi penggunaan pupuk organik dan pakan ternak xylase, juga dijalankan di 3 kecamatan. Pupuk organik merupakan pupuk yang dikembangkan dengan menggunakan bahan-bahan organik seperti daun-daun yang dikomposkan serta kotoran hewan ternak. Keuntungan dari penggunaan pupuk organik adalah bahan-bahan yang digunakan cenderung ramah lingkungan dan tidak akan menyebabkan penumpukan makronutrien yang berlebihan dalam tanah. Pakan xylase adalah pakan ternak yang dibuat dari rerumputan yang difermentasikan. Ada 2 jenis agen fermentor yang dapat digunakan, yaitu bakteri asam laktat atau jamur (ct : jamur Trichoderma) di mana fermentor yang berbeda akan memberikan efek yang berbeda. Pakan xylase yang difermentasi menggunakan bakteri asam laktat akan memiliki kandungan probiotik yang tinggi sehingga dapat meningkatkan imunitas ternak yang mencerna pakan tersebut. Pakan xylase yang difermentasi menggunakan jamur di sisi lain akan lebih mudah dicerna ternak karena sebagian selulosa sudah terdegradasi oleh aktivitas enzimatik dari jamur. Pakan tersebut juga memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dari pakan biasa karena aktivitas metabolisme jamur.

Program yang ketiga, budidaya jamur, baru dicanangkan di kecamatan Todanan saja. Jamur yang dibudidayakan di kecamatan tersebut adalah jamur tiram di mana jamur ditumbuhkan dalam bag log. Budidaya jamur ini merupakan salah satu program yang sukses dijalankan dan menjadi income generator bagi warga kecamatan Todanan. Dengan diperkenalkannya budidaya jamur, pemuda-pemuda desa yang tadinya tidak memiliki mata pencaharian jadi memiliki keterampilan dan pekerjaan. Karena kesuksesan dari program tersebut, Pak Nyoman berencana mengaplikasikan program serupa di dua kecamatan lainnya pada kunjungan beliau ke Blora yang selanjutnya.

Program yang terakhir, tepung Mocaf, baru disosialisasikan di kecamatan Jepon saja. Mocaf merupakan akronim dari modified cassava flour, yaitu tepung singkong yang difermentasikan menggunakan bakteri asam laktat. Tepung hasil fermentasi berbeda dengan tepung tapioka atau tepung lain yang dibuat dari singkong karena kandungan pati dari tepung Mocaf sangat rendah akibat aktivitas enzimatik dari bakteri asam laktat. Karenanya, tepung Mocaf memiliki properti yang mirip dengan tepung terigu. Tepung Mocaf ini dapat kemudian digunakan untuk membuat kue dan produk olahan lainnya, bahkan roti (meskipun untuk membuat roti masih diperlukan tambahan tepung terigu sebanyak 25%). Seperti proyek budidaya jamur, proyek tepung Mocaf tergolong sukses dan akan disosialisasikan ke kecamatan-kecamatan lain pada kunjungan Pak Nyoman yang berikutnya.

Ketika ditanya apakah rencana ke depan Pak Nyoman bagi tiga kecamatan yang dibinanya ini, Pak Nyoman menyatakan bahwa beliau akan melakukan pengembangan dari proyek-proyek yang telah berjalan dan perbaikan dari proyek yang kurang sukses diaplikasikan. Proyek seperti budidaya jamur dan tepung Mocaf akan disosialisasikan ke kecamatan-kecamatan lain karena kesuksesannya. Proyek biogas yang sayangnya kurang berjalan dengan baik akan dibenahi, yaitu dengan mengganti reaktor plastik menjadi rangga ferrocement. Penggantian dilakukan karena analisis kondisi menunjukkan program biogas tidak terlalu sukses diaplikasikan akibat sulitnya mendapatkan material pembuatan reaktor plastik di daerah tersebut. Karenanya, bila reaktor plastik diganti dengan material yang bisa dibuat sendiri oleh warga, seperti ferrocement, kemungkinan proyek bisa berjalan dengan lebih baik.

[/id]

No Comments

Post a Comment

Your email address will not be published.

id_IDIndonesian
X